Dalam rangka panen perlu diketahui fase-fase pemasakan bulir padi.
Proses pemasakan padi terdapat 4 stadium masak:.
- Stadium masak susu
Tanda-tandanya adalah tanaman padi masih berwarna hijau tetapi malai-malainya sudah terkulai, ruas batang bawah kelihatan kuning, gabah bila dipijit dengan kuku keluar cairan seperti susu, stadium masak susu terjadi pada saat 10 hari setelah fase berbunga merata.
- Stadium masak kuning
Tanda-tandanya seluruh tanaman tampak kuning; dari semua bagian tanaman, hanya bulu-bulu sebelah atas yang masih hijau, isi gabah sudah keras, tetapi mudah pecah dengan kuku; stadium masak kuning terjadi 7 hari setelah stadium masak susu.
- Stadium masak penuh
Tanda-tandanya buku-buku sebelah atas berwarna kuning sedang batang-batang mulai kering; isi gabah tidak dapat/sukar dipecahkan. Aada varietas-varietas yang mudah rontok stadium ini belum terjadi kerontokan. Stadium masak penuh terjadi 7 hari setelah stadium masak kuning.
- Stadium masak mati
Tanda-tandanya isi gabah keras dan kering. varietas yang mudah rontok pada stadium ini sudah mulai rontok. Stadium masak mati terjadi 6 hari setelah masak penuh. Saat panen untuk gabah konsumsi sebaiknya dilakukan pada stadium masak kuning sedang gabah untuk benih, dipanen pada stadia masak penuh.
Dan ini adalah tanda-tanda padi siap panen:
- 95 % gabah sudah menguning dan daun bendera telah mengering
- Umur optimal malai 30 – 35 hari terhitung sejak hari sesudah berbunga (HSB)
- Kadar air berkisar 21 – 26 %
- Kerontokan gabah sekitar 16 – 30 % (Cara mengukurnya dengan meremas malai dengan tangan).
Cara Panen
Cara panen padi tergantung kepada alat perontok yang digunakan.- Ani-ani umumnya digunakan petani untuk memanen padi lokal yang tahan rontok dan tanaman padi berpostur tinggi dengan cara memotong pada tangkainya.
- Cara panen padi varietas unggul baru dengan sabit dapat dilakukan dengan cara potong atas, potong tengah atau potong bawah tergantung cara perontokannya.
- Cara panen dengan potong bawah, umumnya dilakukan bila perontokannya dengan cara dibanting/digebot atau menggunakan pedal thresher.
- Panen padi dengan cara potong atas atau potong tengah bila dilakukan perontokannya menggunakan mesin perontok.
Perontokan Padi
Perontokan padi merupakan tahapan pasca panen padi setelah pemotongan atau memanen. Tujuan tahapan ini adalah melepaskan bulir-bulir gabah dari malainya. Pada saat dilakukan perontokan gabah ada beberapa hal yang perlu dilakukan yakni:- Pelaksanaan perontokan harus dilakukan sesegera mungkin setelah panen.
- Untuk menghindari banyaknya gabah yang tercecer sebaiknya digunakan alas, untuk alas dapat dipakai plastic, anyaman bambu atau tikar.
Menurut Agus Andoko, 2002, setelah padi dipanen gabah harus segera dirontokkan malainya. Tempat perontokan dapat dilakukan di lahan atau di halaman rumah. Perontokan ini dapat dilakukan dengan tenaga manusia atau dengan alat mesin. Perontokan padi merupakan salah satu tahapan pasca panen yang memberikan kontribusi cukup berarti bagi kehilangan hasil dan mutu padi secara keseluruhan, untuk itu diperlukan suatu usaha mencari alternative perontokan yang tepat sehingga hasil perontokan padi menghasilkan gabah bermutu dan kehilangan hasil yang kecil.
Berdasarkan hasil penelitian BPS ternyata besarnya kehilangan hasil selama perontokan dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain varietas padi, alat atau cara perontokan dan alas perontokan, tempat perontokan serta pelaku prontokan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Kegiatan-kegiatan | Tingkat lehilangan hasil |
---|---|
Injak-injak | 3,99% |
Pukul/geding | 4,54% |
banting | 6,4-12,3% |
banting dengan tirai | 4,45-5,06% |
Pedal tresher | belum ada data |
TH-6-quick 1 | 0,84% |
TH-6-quick 2 | 1,54% |
modifikasi TH-6-aceh 1| | 0,34% |
modifikasi TH-6-aceh 2| | 0,64% |
EmoticonEmoticon