Di indonesia padi adalah komoditi utama pertanian. Tanaman padi sendiri lebih mudah dibudidayakan dengan biaya yang relatif terjangkau. Selain perawatannya yang mudah, tanaman padi ini juga cocok untuk ditanam sepanjang tahun baik dimusim kemarau maupun musim penghujan.
Indonesia pertama kali mencapai swasembada beras pada tahun 1984. Pencapaian swasembada beras tersebut terancam dengan merebaknya serangan hama wereng pada tahun 1985-1986. Hingga saat ini serangan hama wereng pada padi masih terus berlangsung dengan tingkatan strain yang berbeda.
Hama wereng telah mengalami resistensi bahkan cenderung mengalami mutasi Gen. Hal ini disebabkan aplikasi pestisida yang terlalu sering dan berlebih (over dosis). Lebih parahnya lagi kadangkala jenis dan merk pestisida yang digunakan pun selalu sama (tidak pernah diganti).
Saat serangan hama wereng menjadi fenomenal di Indonesia maka dimunculkanlah berbagai varietas tanaman padi yang tahan wereng atau biasa disebut VUTW (Varietas Unggul Tahan Wereng).
HAMA WERENG
Hama wereng pertama kali dilaporkan sebagai hama pada tanaman padi di Indonesia tahun 1854 oleh Stal (Mochida et al. 1977). Hama wereng sebelumnya termasuk dalam hama sekunder. Berubahnya hama wereng menjadi hama penting karena adanya penyemprotan pestisida yang tidak tepat pada awal pertumbuhan tanaman, sehingga dapat membunuh musuh alami (Syam & Wurjandari 2003).
Serangga ini memiliki siklus hidup sekitar 3-4 minggu mulai dari telur hingga mati kembali. Wereng dewasa memiliki sayap yang membantu pergerakannya. Ia bisa menyebar dan berpindah sejauh ratusan kilometer. Wereng menyerang tanaman padi dengan cara menghisap cairan tanaman padi pada bagian batang maupun daun.
Meski demikian, hama wereng memiliki musuh alami yang menjadi pemangsanya. Berikut adalah daftar musuh alami wereng :
- Laba-laba serigala (Pardosa pseudoannulata).
- Laba-laba bermata jalang (Oxyopes javanus).
- Laba-laba berahang empat (Tetragnatha maxillosa).
- Kepik permukaan air (Microvellia douglasi).
- Kepik mirid (Cyrtorhinus lividipennis).
- Kumbang stacfilinea (Paederus fuscipes).
- Kumbang koksinelid (Synharmonia octomaculata).
- Kumbang tanah atau kumbang karabid (Ophionea nigrofasciata).
- Belalang bertanduk panjang (Conocephalous longipennis).
- Capung kecil atau kinjeng dom (Agriocnemis spp).
faktor-faktor yang menjadikan perkembangan populasi hama wereng adalah:
- Tersedianya padi sepanjang tahun.
- Jarak tanam yang rapat untuk varietas padi yang memiliki anakan banyak sehingga tercipta iklim mikro yang sesuai untuk perkembangan populasinya.
- Pemakaian varietas yang memiliki hasil yang tinggi namun rentan terhadap hama wereng.
- Pemberian pupuk N yang berlebihan.
- Kondisi suhu lingkungan 18-30ºC.
- Kelembaban relatif antara 70-85%.
- Penggunaan insektisida dengan tidak bijaksana yang dapat menyebabkan terbunuhnya musuh alami dan menimbulkan masalah resistensi serta resurjensi pada populasi hama wereng.
CARA MENGATASI HAMA WERENG
Cara membasmi hama wereng secara alami yaitu dengan memberikan nutrisi yang cukup pada tanaman padi. Dengan memberikan nutrisi yang cukup dapat dipastikan bahwa tanaman padi tidak akan terserang wereng.
Agar tanaman padi tidak kelebihan unsur hara makro & mikro dan selalu tercukupi kebutuhan nutrisi, untuk itu diperlukan makhluk hidup yang bisa mengontrol jumlah kebutuhan nutrisi yang diperlukan tanaman. Makhluk hidup tersebut adalah bakteri (mikroba).
Bakteri tanah mengontrol pasokan harian nutrisi pada kondisi dingin atau panas yang ekstrim atau jika tanah tersebut terendam air, bakteri melambat, dan memperlambat pelepasan nitrogen. Namun ketika mikroba tanah mulai bergerak lagi, gejala kecukupan nitrogen akan tampak.
Menambahkan banyak sejumlah bahan organik, atau kompos pada tanah saat sebelum tanam/saat pengolahan lahan (proses pembajakan) adalah bersifat penting, karena bahan organik atau kompos dapat menambah unsure hara makro & mikro dan membuka pori-pori tanah.
Selain itu penambahan bahan organik/kompos dapat mengurangi pemakaian pupuk kimia karena bahan organik atau kompos akan memberikan jumlah nitrogen yang dibutuhkan tanaman. Nitrogen yang terkandung dalam bahan organik dilepaskan secara perlahan-lahan untuk tanaman dalam jangka waktu yang panjang.
Bahan organik tersebut dapat berupa Bokashi/kompos/pupuk kandang/pupuk organik padat, dll. Unsur hara makro & mikro yang terkandung dalam bahan organik tersebut diberikan ke tanaman secara perlahan-lahan oleh bantuan bakteri.
Diperlukan bakteri tangguh dan pilihan untuk dapat memberikan nutrisi secara berkesinambungan ke tanaman.
PENYEMPROTAN PESTISIDA
Penyemprotan intsektisida kimia yang berlebihan tidak efektif untuk dapat membasmi hama wereng secara keseluruhan. Namun dapat mengakibatkan resistensi, resurgensi dan kematian dari musuh alami wereng tersebut.
Pengendalian hama wereng pada padi dengan penggunaan pestisida kimia hanya boleh dilakukan apabila jumlah wereng per rumpun sudah melebihi ambang ekonomi. Untuk hama wereng ambang ekonominya yaitu 2-5 ekor per rumpun (tergantung masing-masing daerah, bila endemik bisa lebih rendah lagi).
Apabila sudah melebihi ambang ekonomi tersebut, maka harus dilakukan penyemprotan. Contohnya dengan insektisida yang bertujuan untuk menekan populasi hama wereng pada padi.
Untuk itu gunakanlah pupuk kimia terutama pupuk dengan kandungan Nitrogen (N) secara bijak dan sesuai dosis anjuran selain itu selalu gunakan Pupuk organik cair GDM.
EmoticonEmoticon