Sabtu, 27 Oktober 2018

Darurat petani muda



Entah kenapa isu-isu pertanian seperti swasembada pangan, kedaulatan, ketahanan pangan, ekspor-impor pangan, dan lain sebagainya. Menjadi hal yang tidak menarik bagi anak muda. Padahal, semakin berkembang zaman, keterlibatan anak muda dalam pembangunan sektor hajat hidup orang banyak ini amat dibutuhkan.
Generasi muda di Indonesia sekarang lebih memilih berkarya di sektor industri dibanding mengembangkan sektor pertanian. Salah satu alasan yang mendasarinya adalah rendahnya pendapatan di sektor pertanian. Padahal kalau kita tahu dan mau mempelajarinya di sektor agribisnis adalah peluang bisnis yang sangat menggiurkan.



Berdasarkan data Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi saat ini persentase penduduk di pedesaan masih 50,2 persen dari total penduduk di Indonesia. Namun pada 2025 nanti diproyeksi turun menjadi 33,4 persen.

Angelina Ika Rahutami Peneliti dan Dosen Fakultas Ekonomi Unika Soegijapranata menyebut, kondisi tersebut menimbulkan masalah bagi sektor pertanian Indonesia, dimana mayoritas pekerja di sektor pertanian akan diisi oleh orang tua. Kondisi tersebut akan menyulitkan adanya inovasi teknologi di sektor yang pernah berkontribusi besar terhadap PDB Indonesia itu.

Ada dua hal yang mungkin jadi penyebab kenapa pertanian tidak menarik:

1.) Ketidakpastian
Jadi petani itu memiliki berbagai macam ketidakpastian, misalnya serangan Hama, bagaimana cuaca, hasil panen dan lain sebagainya.
2.) Harga
Misal biasanya bunga dijual di pasaran Rp500 per tangkai, kalo pasarnya sedang tidak bagus harga jualnya turun jadi Rp100 per tangkai berarti itu di jual dibawah harga produksi sudah tentu setiap petani pasti tidak ingin menjual hasil pertaniannya di bawah harga produksi. Nah untuk mensiasati masalah ini, kita harus bisa mengolah dulu hasil pertanian kita baru kita jual. Misal kita jual tanaman anggrek, nah anggrek klo di jual per tangkai harganya 500 misal, trus kita rangkai sedemikian rupa kemudian di jual bisa laku 300rb. Jadi kalu anak-anak muda mau menjadi petani harus tau harga termahal, harga akhir dari produk yang kita tanam.

Disini ada tiga alasan mengapa sektor pertanian penting untuk di lakoni atau dikembangkan:


Agribisnis adalah peluang bisnis menggiurkan.

Jika semula hanya berkutat pada pemenuhan kebutuhan minimal petani, kini sektor pertanian dinilai sebagai industri yang dapat berkembang lebih luas. Pertanian saat ini menjadi industri yang cukup menjanjikan, khususnya bagi anak muda.

Saat ini telah banyak perusahaan besar dan start-up yang mengembangkan bisnisnya di sektor pertanian dengan skala besar. Anak muda dapat membantu para petani dengan memberikan akses permodalan bagi mereka. Sehingga, ini membuka peluang para petani untuk lebih sejahtera.

Pemanfaatan teknologi yang kekinian.

Tak hanya penggunaan teknologi pada sistem produksi, namun teknologi juga membantu pertanian menjadi lebih terjangkau. Dengan kemajuan teknologi masa kini, industri pertanian dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat, tak terkecuali anak muda.

Mulai dari kemudahan mendapatkan informasi terkait pertanian, jual beli produk dan hasil tani, hingga berinvestasi pada proyek tani, pemanfaatan teknologi seperti ini tentu akan mendukung pertumbuhan ekonomi di sektor pertanian.

Sektor pertanian lebih dekat dengan masyarakat luas.
Apabila sebelumnya sektor pertanian dinilai hanya mampu digaungkan di pedesaan sehingga sulit dipahami oleh masyarakat luas, kini persepsi tersebut telah berubah. Sekarang masyarakat luas dapat turut serta secara gotong royong untuk mengembangkan pertanian di Indonesia tentu dengan cara yang sederhana.

Contoh aktivitas yang sangat mudah dilakukan adalah dengan berinvestasi pada proyek petani melalui aplikasi di smartphone. Salah satunya adalah mlelaui aplikasi Crowde, perusahaan rintisan peer-to-peer landing untuk permodalan petani yang membuat investasi lebih mudah.


"Kalau mau hidup tenang, bahagia. Jadilah petani" (liling watiasita)

Jangan pernah malu jadi petani muda, karena nasib bangsa bahkan dunia ini, kitalah yang menentukan.